Langsung ke konten utama

Teruntuk Anakku Ali f : )

Saat itu siang hari 22 Juni 2010 waktu bag’da dhuzur engkau terlahir ke dunia ini, dengan melalui operasi ( caesar ) karena saat itu, itulah tindakan satu-satunya yang akan menyelamatkan kamu dan mama. Saat akan melakukan persalinan mama mengalami pecah ketuban tanpa mama merasakan sakit layaknya seorang ibu yang kesakitan untuk melahirkan. Placenta pra via yang menutup jalan normal itu nak, ketika itu mama hanya berdua dengan edha (adik mama) di atas loteng. Mama sangat kaget karna air yang tak berheti keluar sangat deras, mama di bawah ke Rumah sakit umum.
Perjuangan belom berhenti di mana mama harus di inpus dan di beri oksigen, cairan terus-menerus keluar tak henti-hentinya. Hanya di dalam hati mama minta sama yang kuasa yang ALLAH  selamatkan anakku. Perjuangan mama melahirkan untuk  normal tak peduli alat medis rumah sakit dari rasang (bertubi-tubi sakitnya) aku rela menahan sakit siang malam demi anak yang akan  aku lahirkan, itupun tak berhasil. Alat yang di balut ke perut mama dan mengeluarkan suara yang membuat mama teroma (seperti alat di ruangan ICU)  Allhadullilah cabang bayi telah masuk ke dalam pintu rahim. Tapi sayang seribu sayang  mama gagal untuk melahirkan secara normal karna mama lemas karna perjuangan 2 malam 1 hari tak membuakan hasil untuk melahirkan normal. Dan salah satu bidan yang menagani mama mengatakan (Caesar). Itupun mama mendegar salah satu bidan memanggil Papamu utuk minta izin untuk mama di (Caesar). Di sini mama pun masih berjuang rasa mules berkepanjagan karena  kepala bayi telah masuk ke pintu rahim dan mama siap untuk di oprasi jam 6 pagi dan baru di keluarkan dari ruang bersalin jam 10 pagi rasa pegal menyelimuti badan mama. Jam 12 siang mama telah di oprasi begitu bahagianya saat mendegar anak mama terdengar menagis begitu kecang (ALLHAMDULLILAH ya ALLAH)  dan bibir merah anakku menyentuh bibir mama.
Saat ini engkau telah tumbuh, usia yang baru  untuk mengenal lingkungan kehidupan. Sayang.....
My Love
Setiap kesuksesan selalu diawali dengan mimpi, untuk itu menjadi manusia harus berani bermimpi dan bermimpilah setinggi-tingginya. Jangan takut impianmu tidak tercapai anakku. Asal ada tekad dan kemauan maka engkau sudah mendapatkan setengah dari mimpimu itu. Selamat menggapai cita-cita teruslah bermimpi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ridho Rhoma-Muskurane terjemahan Indonesia

Jejak-Jejak Kaki di Atas Pasir Pantai

Aku mencintaimu,” katamu perlahan. Sambil melempar batu karang ke bibir pantai, kau menoleh kepadaku, yang pura-pura khusyuk dengan buku fitogeografi setebal 1,5 inci. Konsentrasiku buyar, dadaku bergetar. “Aku mencintaimu, Ren,” katamu tak cukup. Kau mengatakannya tanpa terbata, apalagi salah mengucap kata. Kau sudah berlatih, apa sudah terlatih?

Marcell ~ Jangan Pernah berubah