Gerimis laksana taburan jarum, langit mendung, bahkan matahari tak punya kuasa menyingkirkan berlapis-lapis mega yang bergelayut rapat di kaki langit, sekali terang menyilaukan, aku berdoa dalam hati semoga perjalanan kali ini berlalu tanpa hambatan. Aku menahan napas, berharap kamar pribadiku masih seperti aku tinggalkan tadi pagi, yang tak sempat aku benahi karna tuntutan waktu masuk kerja jam 08:30 untuk waktu tempat tinggalku yaitu Kota Balikpapan.
Impianku adalah segera melapas baju, berganti daster yang kering dan lembut, membereskan apa yang tidak enak di lihat oleh mata selanjutnya membanting tubuhku ke kasur dan menekan tombol on/off remot TV sambil mencari siaran yang pantas untuk di tonton. Entah mengapa rasa lelah yang tadi sudah merambat hingga di ujung jari, sekarang berganti kekuatan luar biasa. Seperti tenaga kuda, napasku sudah mulai tenang tapi jangan katakan kemarahanku mereda. Sebuah kepala melongok dari pintu ternyata adikku “eyha sudah pulang!” (eyha adalah panggilan aku di rumah) suara berat yang khas itu menyapa teliga.
“ Eyha, nanti beli kertas karton untuk tugas kelompok.”
Untunglah aku bukan ibu tiri atau kakak yang tak peduli sama adiknya, kalou tidak mungkin remot TV akan melayang, aku tersenyum sedikit, berusaha tetap bersikap ramah walou aku jengkel setegah mati yang aku rasa. Apa pengaruh karna diriku berbadan dua yach mudah emosi dan lelah itu yang aku rasakan belakangan ini.
Hal yang membuat aku tetap berpikir sehat senja itu adalah segera membenamkan diri pada urusan tetek bengek rumah tangga tanpa berniat sedikitpun menanggapai celotehan adikku dan nenekku yang selalu berantem karna tak pernah sepaham, malam itu aku lelah sekali. Tubuhku baru benar-benar menikmati suasana santai saat jarum jam menginjak jam angka ¼ 8 malam, lalu mandi karna takut ada yang datang dan protes habis-habisan yaitu AA orangnya cerewet habis tapi aku sayang. Mataku mulai berair, aku bangkit menuju dapur dan memasak apa saja. Baru kusadari suara-suara aneh yang berdenging di teliga sebenarnya berasl dari perutku yang kelaparan hingga mengacaukan sinyal otakku.
Jaman sekarang sebuah keluarga akan susah kalou tidak punya ekonomi stabil karna tuntutan sangat mendesak, apakah aku salah kalou aku bilang capek? karna stamina tubuhku sangat lemah karna calon bayi di dalam rahimku, tapi aku sangat bersukur sekali karna ALLAH masih meminjamkan tenaga untukku karna bagun pagi pergi kerja sampai jam 2 siang, mengurus rumah, adikku dan nenenkku yang sudah tua dan suamiku…..
Impianku adalah segera melapas baju, berganti daster yang kering dan lembut, membereskan apa yang tidak enak di lihat oleh mata selanjutnya membanting tubuhku ke kasur dan menekan tombol on/off remot TV sambil mencari siaran yang pantas untuk di tonton. Entah mengapa rasa lelah yang tadi sudah merambat hingga di ujung jari, sekarang berganti kekuatan luar biasa. Seperti tenaga kuda, napasku sudah mulai tenang tapi jangan katakan kemarahanku mereda. Sebuah kepala melongok dari pintu ternyata adikku “eyha sudah pulang!” (eyha adalah panggilan aku di rumah) suara berat yang khas itu menyapa teliga.
“ Eyha, nanti beli kertas karton untuk tugas kelompok.”
Untunglah aku bukan ibu tiri atau kakak yang tak peduli sama adiknya, kalou tidak mungkin remot TV akan melayang, aku tersenyum sedikit, berusaha tetap bersikap ramah walou aku jengkel setegah mati yang aku rasa. Apa pengaruh karna diriku berbadan dua yach mudah emosi dan lelah itu yang aku rasakan belakangan ini.
Hal yang membuat aku tetap berpikir sehat senja itu adalah segera membenamkan diri pada urusan tetek bengek rumah tangga tanpa berniat sedikitpun menanggapai celotehan adikku dan nenekku yang selalu berantem karna tak pernah sepaham, malam itu aku lelah sekali. Tubuhku baru benar-benar menikmati suasana santai saat jarum jam menginjak jam angka ¼ 8 malam, lalu mandi karna takut ada yang datang dan protes habis-habisan yaitu AA orangnya cerewet habis tapi aku sayang. Mataku mulai berair, aku bangkit menuju dapur dan memasak apa saja. Baru kusadari suara-suara aneh yang berdenging di teliga sebenarnya berasl dari perutku yang kelaparan hingga mengacaukan sinyal otakku.
Jaman sekarang sebuah keluarga akan susah kalou tidak punya ekonomi stabil karna tuntutan sangat mendesak, apakah aku salah kalou aku bilang capek? karna stamina tubuhku sangat lemah karna calon bayi di dalam rahimku, tapi aku sangat bersukur sekali karna ALLAH masih meminjamkan tenaga untukku karna bagun pagi pergi kerja sampai jam 2 siang, mengurus rumah, adikku dan nenenkku yang sudah tua dan suamiku…..
Komentar
Posting Komentar