Awalnya aku dan kau adalah satu rasa, pun saat senja belum sepenuhnya pudar dan malam belum sepenuhnya kelam, kau dan aku selalu menyatu. Sungguh begitu banyak kenangan yang pantas kurangkumkan sajak. Sajak
untukmu. Namun tinta tak jua mengalir deras untuk tuntaskan sajakku untukmu. Seiring waktu akupun tersadar kau adalah kau adalah hatiku hingga sajak tak mampu keluar dari bibirku. Ketika aku adalah satu satunya orang yang dihidupkan pada abu puisi, kau mengajariku segala tentang isi dunia, segala tentang hidup dan kehidupan. Ketika telingaku belum sempurna benar mendengar melodi-melodi indah yang keluar dari petkan-petikan dawaimu, kau telah mengguratkannya di tubuhku Adakah helai sajakku tertinggal di sekitar tubuhmu?? hingga akhirnya takdir tak menginginkanku berlama lama bersamamu - bersama dengan adanya dirinya.
Kau……..tahu, langit saat ini benar-benar indah warna biru langit yang menyamar seperti senja jingga sungguh indah kuguratkan pada sajak-sajakku, malam yang indah untuk melamunkan tentangmu, bintang-bintang kecil mulai menunjukkan sinarnya, cantik! bersemburat di angkasa ingin rasanya kutumpahkan perasanku pada sebuah gelas dimana waktu menjadi airnya. Tapi entah kapan waktu akan tumpah?
Komentar
Posting Komentar